BOOTSTRAP dan PROSES BOOTING (Ferdi Chahyadi) A. Botstrap Bootstrap atau bootstrap loader merupakan sebuah program yang terdapat pada ROM yang dapat menempatkan kernel, memasukkannya kedalam memori, dan memulai eksekusinya. Program ini diperlukan pada saat pertama kali sistem komputer diaktifkan. Program tersebut sendiri merupakan program kecil yang dirancang untuk memuat program yang lebih besar, yaitu me-load sistem operasi ke dalam memori agar sistem operasi dapat bekerja. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bootstrap loader membuat hubungan dengan berbagai perangkat keras pada komputer, mengatur sistem operasi, informasi pengguna, dan berbagai aplikasi pada memori.
Bootstrap loader juga akan membuat struktur data yang akan menyimpan berbagai informasi yang akan digunakan sebagai sarana komunikasi perangkat lunak dengan aplikasi pada komputer. Setelah itu, bootstrap loader menyerahkan kontrol kepada sistem operasi. Proses Booting Booting merupakan proses untuk menghidupkan komputer sampai sistem operasi mengambil alih proses atau bisa juga diartikan sebagai proses pemasukan arus listrik kedalam peralatan komputer sehingga komputer dapat berkomunikasi dengan pengguna.1. Tahap dalam proses booting Sesaat setelah computer boot, beberapa instruksi yang tersimpan di dalam Read Only Memory (ROM) komputer langsung dijalankan untuk memeriksa perangkat keras seperti CPU, memori, dan BIOS dipastikan mampu bekerja semestinya. Perjalanan instruksi pada ROM ini dinamakan Power-on Self Test (POST) Apabila terjadi kesalahan pada saat proses ini biasanya akan muncul sejumlah suara bip sesuai kesalahan yang ada pada perangkat yang rusak. Misalnya, bunyi bip sekali yang berulang-ulang menandakan memori tidak atau belum terpasang dengan benar atau bahkan rusak.
Apabila tidak terdapat kesalahan, BIOS akan memberi tanda berupa bunyi bip sekali, yang berarti sistem siap dijalankan. Inisialisasi pertama-tama akan dilakukan terhadap VGA Card, kemudian BIOS akan melakukan inisiasi terhadap dirinya sendiri dan segala perangkat yang terpasang pada komputer, seperti jenis prosesor, memori, dan sebagainya. Inisiasi kemudian dilakukan untuk memeriksa disk drive apa saja yang terpasang pada komputer, baik berupa hard disk, floppy disk, CD ROM dan sejenisnya. Setelah POST selesai dilakukan, software yang berada di dalam ROM akan melakukan booting.
Beberapa perangkat yang dapat digunakan untuk booting adalah floppy disk, CD ROM, Flash Disk, Boot ROM, dan Hard disk. Untuk menentukan urutan perangkat mana yang akan digunakan untuk mem-boot sistem, dapat diakukannya lewat BIOS dengan fasilitas boot sequence, pada umumnya BIOS diatur untuk melakukan booting melalui harddisk.
Proses berikut setelah menginisiasi BIOS pada pilihan mem-boot melalui harddisk, adalah Boot Loader. BIOS pertama-tama akan membaca track pertama harddisk yang disebut sebagai boot sector atau Master Boot Record (MBR). Apabila pada MBR tidak terdapat program Boot Loader, maka proses dilanjutkan dengan membaca partisi DOS yang aktif. Namun apabila pada MBR terdapat program Boot Loader, maka program Boot Loader tersebut akan langsung dieksekusi sehingga memunculkan tampilan Boot Screen. Optical flares license generator.
Tampilan Boot Screen berfungsi untuk menampilkan menu pilihan sistem operasi mana yang akan dijalankan. Setelah user menentukan salah satu pilihan sistem operasi yang akan dijalankan, tugas Boot Loader selesai. Proses dilanjutkan dengan mengaktifkan harddisk untuk menjalankan bootstrap loader. Bootstrap loader merupakan sebuah program kecil yang berfungsi me-load sistem operasi ke dalam memori agar sistem operasi dapat bekerja.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bootstrap loader membuat hubungan dengan berbagai perangkat keras pada komputer, mengatur sistem operasi, informasi pengguna, dan berbagai aplikasi pada memori. Bootstrap loader juga akan membuat struktur data yang akan menyimpan berbagai informasi yang akan digunakan sebagai sarana komunikasi perangkat lunak dengan aplikasi pada komputer. Setelah proses tersebut selesai, bootstrap loader menyerahkan kontrol kepada sistem operasi. Macam-macam booting: 2.1 Cold Booting Proses menghidupkan komputer saat komputer dalam keadaan mati (dingin). Cara melakukan Cold Boot:. Tancapkan kabel power ke stop kontak. Pastikan peralatan komputer (monitor, keyboard, mouse, dll) terpasang benar.
Tekan tombol power pada casing PC. Proses yang dialami ketika Cold Boot:. PSU: Ketika arus listrik dalam keadaan baik, maka PSU (Power Supply) akan mengirimkan sinyal ke chip-chip motherboard bahwa komputer siap dinyalakan. BIOS ROOM: BIOS ROM akan mengluarkan program BOOT, yang kemudian akan dicek dan dilihat oleh processor untuk tahap selanjutnya.
Jika ketika proses BOOT terjadi kesalahan maka BIOS akan memberikan kode POST error seperti kode beep atau kode post pada layar. Dan proses akan terhenti sampai masalah terselesaikan. BIOS pada VGA card akan mengecek keadaan VGA tersebut dan kemudian mengidentifikasinya.
BIOS utama akan mencari hardware-hardware yang menggunakan BIOS. Start Up: BIOS akan menampilkan layar start up pada layar monitor. Memory BIOS: BIOS akan menguji keadaan memori (RAM). Hardware BIOS: BIOS akan mencari dan menguji hardware-hardware yang tersambung dengan komputer. PnP (Plug and Play) BIOS: BIOS akan membaca dan konfigurasi hardware atau perangkat PnP (USB Flash Disk, Printer, USB Keyboard, USB Mouse, dll) secara otomatis.
BIOS Screen Configuration: BIOS akan menampilkan kesimpulan konfigurasi. BOOT Drive: Bios akan mencari drive untuk melakukan boot seperti yang diatur pada boot sequence.
Sel Yang Terdapat Pada Tumbuhan
BOOT Record: Setelah proses pencarian drive selesai, BIOS akan mencari frist boot device dalam urutan yang memiliki MBR (Master Boot Record) dalam harddrive, Floppy, atau CD Drive. Operating System: BIOS memulai proses boot pada sistem operasi yang ada pada drive. Error: Jika BIOS tidak menemukan BOOT Table Hardware, maka sistem akan berhenti. 2.2 Warm Booting Booting komputer dalam keadaan hidup. Ada perbedaan antara cold booting dan warm booting, letaknya ada pada urutannya. Metode-metode melakukan Warm Boot:. Pastikan komputer masuk pada Sistem Operasi.
Lakukan restart pada computer dengan memilih menu yang ada pada OS. Ketika komputer belum masuk ke OS, tekan tombol CTRL+ALT+DEL. Tekan tombol reset yang ada pada casing PC. Proses yang dialami ketika Warm Boot:. PSU: Ketika arus listrik dalam keadaan baik, maka PSU (Power Supply) akan mengirimkan sinyal ke chip-chip motherboard bahwa komputer siap dinyalakan.
BIOS ROOM: BIOS ROM akan mengluarkan program BOOT, yang kemudian akan dicek dan dilihat oleh processor untuk tahap selanjutnya. Jika ketika proses BOOT terjadi kesalahan maka BIOS akan memberikan kode POST error seperti kode beep atau kode post pada layar. Dan proses akan terhenti sampai masalah terselesaikan. BIOS pada VGA card akan mengecek keadaan VGA tersebut dan kemudian mengidentifikasinya.
Jamur Yang Terdapat Pada Roti
BIOS utama akan mencari hardware-hardware yang menggunakan BIOS. Start Up: BIOS akan menampilkan layar start up pada layar monitor. Memory BIOS: BIOS akan menguji keadaan memori (RAM).
Hardware BIOS: BIOS akan mencari dan menguji hardware-hardware yang tersambung dengan komputer. Winzip driver updater serial forum. PnP (Plug and Play) BIOS: BIOS akan membaca dan konfigurasi hardware atau perangkat PnP (USB Flash Disk, Printer, USB Keyboard, USB Mouse, dll) secara otomatis. BIOS Screen Configuration: BIOS akan menampilkan kesimpulan konfigurasi.
BOOT Drive: Bios akan mencari drive untuk melakukan boot seperti yang diatur pada boot sequence. BOOT Record: Setelah proses pencarian drive selesai, BIOS akan mencari frist boot device dalam urutan yang memiliki MBR (Master Boot Record) dalam harddrive, Floppy, atau CD Drive. Operating System: BIOS memulai proses boot pada sistem operasi yang ada pada drive. Error: Jika BIOS tidak menemukan BOOT Table Hardware, maka sistem akan berhenti. Referensi: Berbagai Sumber.
Perangkat Yang Terdapat Pada Hotspot Wifi
Secara umum CPU mempunyai 3 komponen utama, yaitu: 1. Aritmatic & Logical Unit (ALU) Tugas utama dari ALU adalah melakukan perhitungan yang bersifat aritmatik serta melakukan keputusan dari operasi logka dan manipulasi bit sesuai dengan instruksi program. Control Unit Control unit berfungsi sebagai pengatur dan pengendali semua peralatan yang ada pada sistem komputer serta mengatur kapan alat input menerima data dan kapan alat output menampilkannya di monitor (Instruction Cycle) 3. Main Memory (Main Storage) Main memori merupakan tempat atau media yang digunakan untuk menyimpan data yang akan atau yang sedang diolah oleh sistem komputer. Main memory dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: a. ROM (Read Only Memory) ROM merupakan memory permanen yang terdapat pada sistem komputer yang sudah disusun dan dibuat oleh pabrik, biasanya tidak untuk diubah oleh pengguna komputer. ROM terdiri dari program pokok untuk dikonfigurasi sistem komputer seperti BIOS, BASIC dan BootStrap Loader.
Sekarang ini ROM yang dipakai untuk BIOS menggunakan teknologi CMOS (Complementary Mental Oxide Semiconductor), yang dapat mengubah konfigurasi BIOS bila perlu sehingga pemakai komputer dapat mengubah sistem BIOS. ROM tetap berada di dalam komputer pada saat apapun. Sinyal di dalam ROM ini yang mengatur segala tugas CPU saat komputer mulai diaktifkan.
RAM (Random Access Memory) Semua data yang dimasukkan melalui alat input pada setiap aplikasi akan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam main memory ini, yaitu dalam RAM. Data-data yang terdapat dalam RAM ini hanya bersifat sementara. Apabila komputer dimatikan maka data tersebut akan hilang.